Jumat, 09 Juli 2010

NABI MUHAMMAD DALAM PERSPEKTIF GIBB

A.PENDAHULUAN

Studi Islam tidak hanya digeluti oleh sarjana-sarjana muslim saja, baik yang konsen terhadap kajian Islam normatif atau Islam historis sampai era saat ini para sarjana Barat juga ikut andil untuk mengkajinya. Sebagian besar fokus kajian yang mereka lakukan lebih condong pada kajian Islam historisnya. Banyak karya ilmuwan Barat yang menuliskan tentang sejarah Islam, sejarah Nabi Muhammad, juga karya yang mereka hasilkan adalah terjemah al-Quran kedalam bahasa mereka. Hasil karya mereka tidak lepas dari latar belakang, metode, dan pendekatan yang mereka gunakan, sehingga hasilnyapun berbeda-beda.
Dalam makalah ini penulis akan menyuguhkan tentang pendapat orientalis terhadap Nabi Muhammad. Walaupun anggapan umum ummat Islam terhadap Barat masih ada yang curiga bahkan mengklaim kajian yang dilakukan Barat tidak lain hanyalah untuk mengotori Islam. Prasangka ataupun tuduhan semacam itu perlu ditinjau ulang. Untuk melihat dan membuktikan penilaian orientalis tengtang Islam Khususnya Nabi Muhammad, maka dalam makalah ini akan mengangkat beberapa tokoh orientalis tentang Muhammad.

B.PEMBAHASAN
Dari sekian banyak tokoh oerientalis tentunya tidak selalu memakai kaca mata buram terhadap Islam, walaupun kebanyakan dari mereka bertujuan untuk menjatuhkan Islam, tetapi jangan melupakan tokoh-tokoh orientalis yang apresiatif –simpatik terhadap Islam khusususnya tentang historisitas Muhammad. Contoh: Thomas Cariyle (1795-1881) yang menulis buku yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Arab oleh Ali Adham dengan judul al-Abthal dimana orientalis asal Inggris itu menulis satu bab tentang Nabi Muhammad, yang isinya cukup simpatik. Ada juga orientalis Inggris Hamilton Gibb (1895-1971) orientalis ini oleh banyak pakar muslim disebut sebagai orang yang sangat objektif dalam tulisannya tentang Islam dan Nabi Muhammad. Dalam makalah ini penulis mencoba mengangkat pendapat tokoh orientalis, yaitu Gibb tentang nabi Muhammad.
1. Biografi Gibb
Gibb adalah orientalis Inggris lahir di Iskandariah, Mesir pada 2 Januari 1895 dan meninggal pada 22 Oktober 1971 di Oxford. Nama lengkapnya Hamilton Alexander Rosken Gibb. Perjalanan akademisnya dimulai di Sekolah Negeri Edinburg, Skotlandia. Kemudian meneruskan ke Universitas Edinburg dengan menggeluti bahasa-bahasa semit, seperti Arab, Ibriah, dan Aram. Dari tahun 1913 hingga 1918 ia menjalani wajib militer dan dikirim ke medan tempur di Perancis dan Italia. Setelah menjalani wajib militer, Gibb meneruskan studinya ke London di Sekolah Bahasa-Bahasa Timur, sehingga pada tahun 1921 ia sudah dipercayai mengajar bahasa Arab. Pada tahun 1922 ia memperoleh gelar master dari Universitas London.
Karena kemampuan dalam bidang bahasa Arab, Gibb menggantikan posisi Thomas Arnold setelah meninggal dunia sebagai penanggung jawab pengajaran bahasa Arab di Universitas London sampai tahun 1937. Gibb kemudian menjadi guru besar bahasa Arab di Universitas Oxford. Pada tahun 1957 ia ditugas menjadi direktur Pusat Kajian Timur Tengah di Universitas yang sama.
Gibb sangat masyhur karena karya-karyanya dinilai bermutu tinggi. Tiga bidang yang menjadi pusat kajian Gibb adalah sastra Arab, sejarah Islam, dan pemikiran politik keagamaan dalam Islam. Diantara karya-karyanya ialah:

a. The Conquests in Central Asia
b. Al-Adab al-Arabi
c. al-Manfaluthi
d. terjemah Sejarah Damaskus
e. Kekhalifaan Islam menurut pemikiran Ibn Khaldun
f. Pandangan al-Mawardi tentang Khilafah
g. Masyarakat Islam dan Barat: Masyrakat Islam Abad Kedelapan belas
h. Tafsir Sejarah Islam
i. Modern Trend in Islam
j. Mohammedanism
k. Islam A Historical Survey
l. Dan seterusnya.

2. Pokok-Pokok Pemikiran Gibb
Melihat latar belakang dan karya-karya Gibb, yang menjadi titik kajian utamanya adalah dalam bidang bahasa khususnya bahasa Arab serta kajian sejarah Islam. Dalam karyanya Islam A Historical Survey pada bab 2 Gibb memaparkan tentang nabi Muhammad, mulai dari sejarah kelahirannya, perjuangannya hingga wafatnya. Sebelum melacak lebih jauh tentang bagaimana argumentasi Gibb terhadap nabi Muhammad?, maka perlu diketahui juga metode dan pendekatan yang ia gunakan sehingga tidak semerta-merta menilai tanpa alasan-alasan yang dapat dipertanggung jawabkan.
Metode yang digunakan Gibb dalam menilti sosok nabi Muhammad adalah metode deskriptif dengan pendekatan historis, dimana metode deskrptif ini menjelaskan secara luas tentang gambaran atau sejarah nabi Muhammad dengan analisis sejarah.

Pandangan Gibb Terhadap Nabi Muhammad
Sebelum menjelaskan lebih jauh, Gibb menegaskan

“To study and elucidate this interply between genius and its environment is the task of historical research”

Mempelajari dan menjelaskan pengaruh antara bakat atau kecerdasan dengan kondisi linkungan sekitar beliau merupakan tugas peneliti. Dengan demikian perlu membatasi pembahasan pada tugas beliau sebagai seorang nabi dan rasul, yang merupakan hal yang pokok dari sejarah hidup Muhammad s.a.w.
Mekkah sebagai tempat kelahiran nabi Muhammad, kondisi sosio-kultural masyarakat sebelum lahirnya beliau timbul berbagai masalah, seperti ketidak adilan penguasa, perbudakan dan berbagai bentuk kekerasan yang lain, dengan usaha nabi Muhammad melihat keadaan yang seperti itu membuat beliau sadar dan cemas, bahkan secara bahasa kemanusiaan, bisa dikatakan bahwa Muahmmad telah berhasil dan jaya karena beliau adalah seorang Mekkah. Sebagai seorang Mekkah nabi Muhammad jusrtu lebih mengetahui permasalahan dan cara mengatasi segala macam permasalahan pada saat itu.

1)M. Quraish Shihab. Orientalisme ( Jurnal Studi Quran Vol. I. No. 2: 2006), hlm. 24-25
2)H.A.R. Gibb, Islam A Historical Survey, (Oxford University Press: New York, 1978), hlm. 16
3)H.A.R. Gibb, Islam A Historical Survey, hlm. 17

Tidak ada komentar:

Posting Komentar